-5
September 2014-
Yang
menyenangkan hari ini adalah ditraktir teman di kafenya. Namanya Milk Bar,
jualan susu (jelas termaktub dalam judul kafenya) yang dimodifikasi cantik
menjadi berbagai varian rasa. Harga produk utamanya, minuman yang berbahan baku
susu sapi dengan aneka campuran buah
hingga biskuit, dibandrol antara Rp 17-20 ribu.
ENAK!
Menurut
saya lebih enak daripada jenis-jenis susu lain yang dijual di warung susu
sejenis. Orang Jawa bilang, “ono rego ono rupo”, artinya ada harga ada wujud. Mendambakan
sesuatu yang murah meriah tapi berkualitas tinggi? Weits! Daripada buang bensin
mencari-cari yang entah ada entah tidak, pilih saja pilihan-pilihan terdekat di
depan mata.
Kalau
setiap hari jajan seperti ini sih agak berat juga. Berat di lemak terutama. Huahahah.
Tapi kalau mau sekali-dua kali ganti suasana dan merasakan sajian susu enak
tanpa eneg, ya bisa dicoba. Apalagi kalau minumnya sambil berkontemplasi. Halah.
Malam
itu si pemilik kafe, Mbak Tika, setelah merampungkan acara launching varian produk
barunya, menyelakan waktu duduk bersama saya dan teman saya. Dalam obrolan yang
sangat biasa, orang yang dulu hanya saya kenal lewat acara paginya di radio
itu, berbagi beberapa kabar dengan kami yang sedang mampir. Salah satu yang
saya paling ingat adalah kalimat singkatnya tentang “sekarang orang udah nggak
bisa jualan produk aja. Mereka jual hal lain yang kemudian bikin itu produk
jadi berharga tinggi”.
Salah
satunya adalah dengan menjual cerita. Ada sebuah brand kain batik yang bisa
beromset sangat besar bukan hanya karena kain batik yang mereka jual
berkualitas, tapi juga karena ada cerita di balik lembaran kain yang mereka produksi.
Ada lagi sebuah brand clothing yang desainnya tak terlalu istimewa tapi bisa
menjual kaos dengan harga 3-4 kali lipat harga kaos sewajarnya. Bagaimana bisa?
Dengan mendampinginya pakai cerita yang membuat si pembeli kaos merasa bangga saat
memakainya.
Kedengarannya
menarik, bukan begitu?
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar