“Pada saat itu, yang terpikir olehku hanya…pulang”
Salah satu penggalan dialog yang diucapkan Ieji Hisashi (Kimura Takuya) saat
mengenang detik-detik sebelum terjadinya
kecelakaan yang membuat Hisashi kehilangan memori 5 tahun terakhir-nya. Diceritakan
kemudian, kecelakaan tersebut membuat Hisashi tidak bisa melihat rupa istri dan
anaknya karena selalu dibayangi topeng. Topeng, yang bertindak seperti
dinding yang menyembunyikan hal-hal otentik di baliknya.
Drama serial ini cukup
membuat penasaran karena plotnya yang maju-mundur. Saya bahkan tergoda langsung
lompat ke episode terakhir (episode 10) saat baru kelar 6 episode saking
penasarannya. Kebiasaan jelek, mentang-mentang punya seri lengkap. Tapi untunglah,
berkat perintah puasa untuk menahan diri dari segala godaan syaitan yang
terkutuk, saya berhasil melalui tahapan nonton secara urut.
Ya namanya drama,
sih, ya. Pasti ada nggak logisnya. Tapi daripada membahas bagian itu, saya mau
tulis 4 hal yang paling saya ingat dari film ini (selain Takuya Kimura-nya). Haha.
1. Hubungan manusia dewasa
Jatuh cinta, menikah,
cerai, lalu menikah lagi, dan bahagia dengan hidup dan pasangan masing-masing
tanpa merugikan atau nyinyir satu sama lain. Dalam kehidupan nyata, rasanya
sulit sekali menemukan yang seperti itu. Ada juga akun media sosialnya dicerca
publik sampai (saya kagum mengapa tidak) memutuskan tutup akun saja dan berlari
ke hutan belok ke pantai, terutama berlaku pada yang sejenis Mulan Jamila #eh. Tapi
di serial I’m Home ini, hubungan Takuya Kimura, istri, dan mantan istrinya
diceritakan sangat santun dan damai seperti yang saya tulis di kalimat awal
tadi. Well, ambil sisi kedewasaannya,
jangan sisi nikah-cerai nya ya, Sob.
2. Rahasia ayah-anak
Ieji Hisashi memiliki
2 orang anak, Ieji Yoshio (Takahashi
Rai) dan anak tiri Hisashi di pernikahannya yang pertama, Nozawa Subaru (Yamaguchi
Mayu). Kedua anak ini memiliki kenangan seorang ayah yang begitu mendalam,
tentang Subaru yang mendapatkan ayah tiri yang seru dan jago masak serta Yoshio
yang mendapatkan ayahnya berubah perangai dari penggila kerja hingga ayah yang
lebih meluangkan waktu untuk bermain dengannya.
Ada 2 bagian paling
menarik tentang hubungan rahasia ayah-anak di serial ini. Pertama, antara
Hisashi dengan Subaru. Ada scene
dimana Subaru mengajak Hisashi ke rumahnya saat ibunya sedang dirawat di rumah
sakit dan minta dimasakkan masakan favoritnya, lalu berujar : “Bisakah kamu
membuatkan seperti ini lagi?” Hisashi mengangguk. “Tiap hari?” tanya Subaru
lagi. Dengan pelan dan hati-hati Hisashi menjawab, “Maaf, tak bisa.” Lalu
Subaru mengangguk mengerti sambil tersenyum sedih menyadari pertanyaan bodohnya
bahwa saat itu ayahnya sudah bersama keluarga baru.
Ke-2, adalah scene
saat Yoshio meminta Hisashi pulang awal dari kerja agar bisa main di taman
secara “rahasia” (tanpa bilang ibunya) yang seperti rahasia-kecil-antara-ayah-dengan-anak-laki-lakinya.
Kedua scene itu terlihat sangat intim
buat saya, karena karakter Hisashi yang begitu dicintai anak-anaknya, laki
maupun perempuan.
3. Buku anggur
Ada episode dimana
Hisashi sedang menelusuri hubungan masa lalunya dengan mantan istrinya, Nozawa
Kaoru (Mizuno Miki). Hingga tiba di satu bagian, ia menemukan buku Kaoru yang di
dalamnya tertulis dengan detail jenis anggur yang diminum, kapan, bersama siapa
saja, dan dimana mereka menikmati anggur bersama. Catatan ini menarik. Saya
jadi terinspirasi pingin buat yang serupa, tapi mungkin bukan acara minum
anggur, melainkan…….minum jus. Eh, iya dong, pasangan yang baik itu adalah yang
saling dukung satu sama lain menuju kebaikan dan kehidupan yang sehat, bukankah
demikian? *wink*
Lha tapi masalahnya,
mana pasangannya? Lols.
4. Penggila kerja yang pintar masak
Seingat saya Takuya
Kimura belum pernah main film atau drama serial yang menokohkan dia sebagai
tukang masak. Di film ini, walau saya bertanya-tanya bagaimana seorang penggila
kerja bisa jago masak (tapi akhirnya menemukan jawabannya juga. Penasaran? Tonton
sendirilah), saya terkesima juga melihat karakter Hisashi yang bisa membuat
masakan enak di beberapa episode, seperti kroket kepiting untuk Subaru, nasi
kari yang dia buat sambil mabuk, hamburger untuk Megumi (istrinya) dan Yoshio,
satu set masakan untuk sahabatnya, dan satu set sarapan untuk mantan kliennya.
Bagian ini mendapat
perhatian khusus sekaligus cukup mengintimidasi saya, ngomong-ngomong. Karena sebagai
bukan penggila kerja, rasanya saya tidak seluwes itu memasak. Apalagi sambil
mabuk dan jadi nasi kari. Yassalam.
Sebenarnya saya tadi
mau tulis 5 hal, tapi berhubung sudah panjang dan berpotensi menjadi spoiler,
saya akhiri saja. Ohya, sebagai penutup, saya tinggalkan penggalan bait manis
karya Aan Mansyur berikut ini :
Ketika
ada yang bertanya tentang cinta,
apakah
sungguh yang dibutuhkan adalah kemewahan kata-kata
atau
cukup ketidaksempurnaan kita?
Mungkin
ketidaksempurnaan itu, bisa jadi adalah jawaban “tidak” ketika ingin sekali
bisa bilang “iya” seperti yang dikatakan Hisashi pada Subaru. Atau mungkin ketidaksempurnaan
itu, adalah rasa legawa Subaru yang merelakan ayah kesayangannya berbahagia dengan
keluarga barunya walau dia pun juga ingin mendapat bahagia yang sama. Ah, mas
Aan Mansyur ini memang paling bisa mempertanyakan sebuah jawaban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar