[lanjutan]
fiuh |
Ini baru
cerita menuju kebun kopi. Belum kisah jalan pulangnya. Jadi ketika di atas
gunung, hujan turun deras sekali. Sudah terbayang di benak saya bagaimana
licinnya jalan pulang nanti. Dan benar saja. Beberapa korban terpeleset unjuk
gigi, saya sendiri sempat terjerembab sekali bertumpu lutut, sekali terjun
bebas sampai harus menggapai rumput liar untuk menghentikan plesetan, dan
beberapa kali harus lari-lari karena ketidakmampuan
mengendalikan rem kaki lalu berakhir dengan melompat ke rerumputan terdekat
untuk menghentikan laju. Sebagian besar dilakukan dengan kemayu sambil bawa
payung ungu. Haha. Untuk jalan pulang ini, saya hanya sekali naik motor selama
5 menit terakhir. Prestasi!