Minggu, 13 Maret 2016

Kejutan Way Ratai (2)

[lanjutan]

fiuh
Ini baru cerita menuju kebun kopi. Belum kisah jalan pulangnya. Jadi ketika di atas gunung, hujan turun deras sekali. Sudah terbayang di benak saya bagaimana licinnya jalan pulang nanti. Dan benar saja. Beberapa korban terpeleset unjuk gigi, saya sendiri sempat terjerembab sekali bertumpu lutut, sekali terjun bebas sampai harus menggapai rumput liar untuk menghentikan plesetan, dan beberapa kali harus lari-lari karena ketidakmampuan mengendalikan rem kaki lalu berakhir dengan melompat ke rerumputan terdekat untuk menghentikan laju. Sebagian besar dilakukan dengan kemayu sambil bawa payung ungu. Haha. Untuk jalan pulang ini, saya hanya sekali naik motor selama 5 menit terakhir. Prestasi!

Kejutan Way Ratai (1)

Berawal dari perkenalan kami di sebuah kedai kopi, Hasti yang membawa bendera Coffee Trip dalam rantai bisnisnya ini membuat saya penasaran. Saya sendiri bukan maniak kopi, tapi saya suka sekali kopi (dan coklat #tetep). Lalu ada tawaran piknik ke kebun kopi? Wuah, orang dengan tingkat penasaran setinggi saya tentu saja nggak bisa tinggal diam. Akhirnya, begitu ada kesempatan, mintalah saya sama Hasti untuk diikutkan dalam trip, terserah trip siapapun, sebagai peserta. Rombongan yang bersama saya kemarin kebetulan adalah guru-guru TK dan SD di sekolah Tunas Mekar Indonesia, Bandar Lampung.
Ada beberapa kejutan di piknik kopi kali ini. Karena panjang, saya pecah jadi 2 bagian ya.