Selasa, 10 Mei 2016

Memoritmo : Petualangan Para Pendengar

Atas nama mood yang sedang bagus, saya mau tulis tentang bacaan terakhir saya. Haha. Bukan buku sarat ilmu pun setebal Kamus Besar Bahasa Indonesia, hanya buku kecil kurang dari 200 halaman berjudul Memoritmo yang saya temukan di bazaar buku dan tertarik beli karena ada nama Eross Chandra dan Cholil Mahmud sebagai salah dua kontributornya.
Adalah Maradilla Syachridar, penggagas project buku ini. Ditilik dari profilnya, mbak-mbak ini ternyata adalah additional vocal dan synthetizer di Homogenic. Ia membuka buku ini dengan pertanyaan : lagu apa yang paling bermakna dalam hidupmu, lalu melempar pertanyaan itu ke 13 musisi dan music enthusiast pengisi buku ini. 
Maradilla mengisi slot kisahnya menyerupai obrolan surat elektronik dan memilih Strings That Tie to You-nya Jon Brion. Lagu ini ada di filmnya Jim Carey, Eternal Sunshine of The Spotless Mind. Teman saya Rani, seorang movie freak, pernah meletakkan film ini sebagai salah satu film favoritnya karena potongan-potongan scene “flashback”-nya yang asik dengan alur yang “tidak biasa” (apa maksudnya? Tonton sendirilah film nya). Langsung saya cari youtube lagu ini, lalu...jatuh cinta.


From the wrinkles on my forehead/To the mud upon my shoe/Everything's a memory/With strings that tie to you
Karena bagaimanapun kita mencoba untuk lupa, pada akhirnya kita akan menemukan sebuah ruang tersembunyi untuk nostalgia (Maradilla, p.67)
Cerita ke-2 favorit saya ditulis oleh gitaris Indonesia favorit saya juga, Eross Chandra. Dia memilih Across the Universe-nya The Beatles untuk bercerita tentang musik yang selalu sukses membuat dia “hidup kembali”. Eross menulis bahwa seni dalam sebuah lagu itu baginya adalah berbagai tafsir yang muncul dari para pendengarnya. Buat dia, limitless undying love, which shines around me like a million suns, it calls me on and on across the universe diputar selayak self-healing tool terbaiknya. 
Mungkin sebagian orang lebih memilih lagu-lagu “rame” agak berisik untuk menyemangati kejatuhannya di hari kemarin, tapi Eross memilih keluar dari arus itu. Bukan karena tulsian Eross saja sih, tapi saya setuju walau lagu ini terdengar flat namun karena liriknya yang kuat, jadi terasa begitu “segar”. Eross memang punya daya telaah luar biasa terhadap lirik-lirik lagu, yang terlihat jelas juga saat dia menulis lagu-lagu untuk Sheila On 7. 
Paling ngga bisa nolak mah setiap kali dikasih denger “berlayarlah denganku bertumpulah di pundakku bersamaku engkau tak perlu ragu semuanya kan baik saja” atau “kita slalu berpendapat kita ini yang terhebat kesombongan di masa muda yang indah” atau “mungkin diriku masih ingin bersama kalian mungkin jiwaku masih haus sanjungan kalian” (lha kok malah jadi nostalgia? Lols). Ya gitu, sederhana, tapi nggak pernah saya bisa lupa.
Ohya, apa yang Eross bilang tentang seni-nya lagu ada di keragaman interpretasi orang juga diamini oleh Cholil Mahmud. Cholil yang meletakkan Terbunuh Sepi-nya Slank sebagai lagu yang mengantarkan dia menyelami ribuan musik kemudian menulis :
Makna sebuah lagu menjadi monopoli penciptanya hanya saat proses pembuatannya. Kerika lagu itu sudah selesai diciptakan atau diaransemen lalu diperdengarkan ke publik, maka dimulailah perjalanan spiritual lagu tersebut dalam mencari dan memperluas makna yang lahir darinya.
Well said, dari seorang (yang dulunya) remaja tanggung fans Slank yang kemudian bisa mencetak kekelaman Terbunuh Sepi dalam Melankolia. 
Memoritmo adalah petualangan. Seorang penulis yang menuangkan sebagian kecil isi kepalanya, membawa saya menyelami musik yang dibawanya. Ada yang saya belum tahu sama sekali tapi jadi suka, ada yang tetap tidak saya suka. Ada lagu yang saya sudah saya tahu tapi tak lebih dari sekedar “mendengarkan”, jadi sadar ada makna lain yang tak saya tangkap. Setiap tulisan di Memoritmo punya kisah emosional dengan penulisnya, itu yang menarik dari buku ini. Ada yang menulis secara tersirat, ada yang tersurat lugas, ada yang absurd (bagi saya), dan juga yang bernafas kocak. Pokoknya ini buku jadi salah satu buku awal bulan yang sukses membuka Mei saya. Selamat mendengarkan, eh, membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar