Dilatarbelakangi
oleh kesamaan nggak-mudik-idul Adha, dua orang teman (yang katanya kehabisan
tiket mudik padahal sebenarnya kangen mau mengunjungi saya di Bandar Lampung :p)
datang dari Jakarta, seorang yang mati gaya dari Tulang Bawang Barat, serta 4
orang yang berkutat di Bandar Lampung dengan pekerjaan masing-masing, secara
ajaib dipertemukan dalam satu waktu dan sepakat piknik.
Senang
sekali bertemu teman-teman gaul ini sekaligus me-recharge energi di akhir pekan dengan liburan ke Kiluan, salah satu
obyek wisata di Lampung yang (katanya) sedang nge-hits karena ada cerita “bisa
lihat lumba-lumba langsung di habitatnya”. Dimulai dari bikin grup hingga mencari
referensi tentang Kiluan serta biaya perjalanannya yang rata-rata dipatok oleh
agen sebesar (minimal) 600ribu start Pelabuhan Merak, akhirnya pilihan jatuh pada……..menyusun
agenda perjalanan secara mandiri. Lalala. Ohya, biasanya, di beberapa open trip
atau agen perjalanan tujuan Kiluan juga menambahkan wisata snorkeling, tapi
kali ini kami tidak memasukkan wisata itu dalam agenda.
Berikut
agenda yang kami lakukan.
Hari 1
09.00-12.30 Perjalanan Bandar Lampung-Kiluan
Itu tower Telk*msel. Satu-satunya jasa penyedia sinyal yang terdeteksi keberadaannya di Kiluan. |
Kami pakai mobil sewaan, isi bensin
150.000 dan nitrogen 20.000 dulu sebelum berangkat. Tentu saja tak lupa berdoa
supaya tak ada halangan berarti dalam perjalanan, beli bekal camilan yang
disepakati dengan budget 150.000 (termasuk beli roti tawar dan pop mie demi
penghematan makan pagi di esok hari :P) serta nasi padang untuk makan siang
@15.000. Kemanapun perginya, nasi padang memang selalu jadi idola.
Kalau dari Bandar Lampung,
rutenya tinggal lurus arah jajaran pantai Mutun-Ringgung-Klara, lurus lagi
sampai 2 jam kemudian sampai di Pasar Bawang, sebelum masuk pasar ada pertigaan
belok kanan. Selama menuju ke sana kami 2 kali bertanya pada penduduk setempat
jadi makan waktu agak lama. Kondisi jalan ke Kiluan cukup bagus, kecuali bagian
jalan yang ambyar-nya tentu saja. Tercatat ada 3 titik jalan paling nggak
nyaman setelah lepas dari Pantai Klara, termasuk di dalamnya titik pemandangan
yang sangat cantik yang saya gagal mengajukan permohonan pada tim piknik untuk
berhenti dan berfoto sejenak (ergh) karena itu tadi, lagi pada mabok jalan
semua.
12.30-14.30 Istirahat, salat, makan, booking penginapan
2
cottage (1 cottage bisa untuk 4 orang) harga normal 500.000, tapi mungkin bisa
berubah tergantung ilmu tawar-menawar Anda. Kalo mau yang lebih murah lagi ada
homestay (numpang di dalam rumah si pemilik rumah) yaitu 350.000 untuk
beramai-ramai.
14.30-17.30 Main di Laguna.
Seharusnya ada efek deburan ombak dari laut lepas-nya, tapi kami lagi nggak beruntung sore itu. Lagi surut euy |
Perjalanan dari
penginapan-Laguna sekitar 30 menit dengan medan yang lumayan bikin lap kringet.
Kami bayar pemandu 50.000 dan tiket masuk per orang 5.000. Waktu kami ke sana
hanya ada 2 rombongan selain kami, jadinya tidak terlalu ramai. Saya nggak
membayangkan kalau open trip dan semua peserta (minimal 15 orang) ke Laguna
semua dalam waktu bersamaan, entah jadinya masih Laguna atau sudah bertransformasi
menjadi kolam lele.
17.30-19.30 Mandi, makan malam, ibadah
Makan malam kami dimasak oleh si ibu
pemilik penginapan. Menunya oseng kacang, ikan goreng, tempe mendoan, serta
sambelnya yang juara banget! Per orang kena charge 20.000. Ini opsional, tidak
termasuk dalam biaya penginapan selama semalam.
19.30-malam Niatnya mau Leadership Training biar ala-ala youth camp yang sarat ilmu gitu, tapi ya
pada akhirnya main ABC 5 dasar (permainan yang sangat penting!) dan BOOM!
Zzzzzzzzz….
Hari 2
06.00-08.00 Melihat lumba-lumba
Ini jarak terdekat dengan Si Lumba-Lumba yang lagi malu-malu, Mungkin Anda bisa lebih beruntung dari kami? (photo by @odheazril) |
Untuk
ke spot lumba-lumba, kita bisa naik perahu jungkung yang berkapasitas 3 orang
(4 dengan supir kapal) seharga 300.000 atau per orang bayar 100.000. Sebenarnya
dari berbagai sumber internet yang saya baca, hampir semua menyebutkan harga
sewa jungkung itu 250.000. Tapi yasudahlah kami ngga ambil pusing kalau memang
tarifnya sudah naik, jadi kami deal dengan harga 300.000 per jungkung. Kalau
mungkin Anda bisa dapat yang 250.000 ya syukurlah, anda hemat 50.000!! Haha.
Kalau mau ke spot yang
bisa snorkeling, ada biaya tambahan (saya lupa, tapi sekitar 200.000 per orang untuk
ke 3 titik kalau tidak salah si Bapak bilang. Kalau tidak salah yaa). Alat
snorkel (tidak termasuk fin) disewakan dengan harga 25.000.
08.00-10.00 Mampir ke Pulau Kelapa, main air.
Pulau Kelapa |
Sebenarnya Pulau Kelapa bisa
disinggahi sejak hari pertama, tapi harus bayar untuk kapal untuk mengantar
dari Kiluan, per orang kena 20.000. Ini juga kalau dari sumber-sumber yang saya
baca kebanyakan menyebutkan 15.000 untuk menyeberang dari Kiluan ke Pulau
Kelapa, tapi yasudahlah. Toh akhirnya kami memutuskan untuk singgah di Pulau
Kelapa di hari ke-2, sekalian sepaket dengan jungkung dalam perjalanan pulang
dari lihat lumba-lumba. Ohya, begitu turun dari jungkung, petugas retribusi
Pulau Kelapa akan langsung datang menghampiri dengan suka rela untuk menagih
5.000 sebagai biaya keceh (“e”
pertama diucapkan seperti mengucap “e” pada kata jeruk, sedang “e” ke-2
diucapkan seperti “e” pada kata becek) atau main air.
10.00-12.00 Bersih diri, siap-siap pulang
12.00-14.30 Perjalanan pulang ke Bandar Lampung
Waktu
tempuhnya lebih cepat, yaitu 2,5 jam, karena kami tidak perlu berhenti untuk
tanya-tanya arah pada penduduk lokal
atau harus menyingkirkan batang pohon yang tumbang seperti saat perjalanan
berangkat.
Nah, selesailah sudah
piknik ke Kiluan.
Perjalanan
masih berlanjut dengan wisata kuliner makanan khas Lampung dan berfoto di
berbagai spot dalam kota. Maklum, 3 turis domestik yang tergabung dalam agenda
piknik Kiluan ini memang suka sekali foto-foto. Haha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar