Minggu, 15 Mei 2016

Jarak

Suatu hari, ketika sedang menunggu seduhan kopi di kedai teman, ada sebuah pesan masuk ke ponsel saya. Ngobrol pendek, lalu si pengirim pesan tanya apakah saya suka sastra. Saya sejujurnya agak bingung mau jawab apa, karena kalau sastra-nya beneran sastra, saya nggak pernah baca. Ya gimana mau baca, buku Food Engineering sama Mikrobiologi Pangan Pengolahan lebih menarik sih (haha mbelgedes ndobos banget). Tapi saya jawab, “Iya dulu suka bikin puisi”.

Dulu sebentar-sebentar bikin puisi. Tapi semakin ke sini, sebentar-sebentar ngantuk kalau baca implisitnya kalimat-kalimat romantis dalam puisi. Haha. Saya masih suka puisi, tapi hanya jika itu lugas, jujur, dalam diksi-diksi sederhana, tapi tepat.

Saya sebenarnya nggak yakin kalau jawaban saya benar, karena sastra kan bukan melulu puisi ya. Saya tahu agak salah jawab, karena setelah itu dia tanya,

“Kalau novel?”

Saya bilang, novel terakhir yang saya baca adalah Orang-Orang Proyek-nya Ahmad Tohari. Kali ini rupanya lumayan benar jawabnya, karena pembicaraan menjadi mengalir lebih lancar dan “kaya”. :p

Ah, saya malah tetiba jadi pingin bikin puisi. Bikin ah.

Jarak bisa mencipta rentetan rindu
Karena itu, terlalu dekat bisa memangkas indahnya rentetan itu

Jarak juga bisa mencipta debar jantung melompat-lompat seru
Karena itu, terlalu dekat bisa memadam keseruan itu

Tentu aku tak bosan secepat itu
Karena sama kamu, jarak itu jadi sejuk yang ditunggu
Karena sama kamu, debar itu jadi rutin yang lucu

Maka itu
Jarak adalah pertaruhan kita
Sampai semampu apa dua anak manusia
Menjaga nyala rindunya
Mengendalikan debarnya
Sampai nanti bertemu muka
Kamu, aku


Bisa nggak ya, sama-sama?

4 komentar:

  1. bersama kita bisa tuk. hahahaa
    sopo je mas e kui? eh mas e kan? hihihihiiii

    BalasHapus
    Balasan
    1. Suk neng jogja takcritani (2 sasi meneh hahaha)

      Hapus
  2. Kak Sinta aku suka banget baca tulisan ini. Jadi pengen ikutan nulis :) -Sri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haloo..Ini Sri temennya Raras bukan ya? cmiiw hehe. Makasih appraisalnya, Srii. Hayuk nulis sih yuk :)

      Hapus